Senin, 16 Oktober 2017

MENJADI MUSLIM MODERAT: Islam Indonesia dan Hubungan Kooperatif antar Agama

Zaman yang tengah kita hadapi dikenal dengan era globalisasi. Setiap orang berbeda dalam menanggapi dampak dari pengaruh barat ini. Ada yang sangat terbuka tanpa filter menyerap semua yang mereka tularkan. Ada juga yang fanatik pada kelompoknya sendiri hingga menjadi masyarakat yang jauh dari peradaban.

Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai warga Indonesia sekaligus umat muslim? Tentu pertanyaan yang membingungkan karena sangat berbeda antara nilai keduanya dengan pengaruh global. Maka dari itu, sepatutnya kita berpegang teguh pada Al-Qur’an Hadits dan Pancasila. 

Globalisasi sebagai suatu proses pada akhirnya akan membawa seluruh penduduk planet bumi menjadi suatu “world society” dan “global society”. Ibaratnya, kita adalah masyarakat yang menjadi satu dari seluruh kawasan di dunia. Contohnya, kita dapat berinteraksi dengan mudah yang jaraknya beribu kilometer hanya dengan fasilitas internet.

Sejarah membuktikan Islam pernah melalui masa kejayaan sekitar 9 abad yang lalu. Kemudian, dampak globalisasi ini harusnya menjadi jalan untuk membangkitkan kejayaan tersebut. Dalam hal ini, kita perlu melakukan langkah-langkah strategis agar tepat sasaran bukan sebaliknya terjebak dalam keterurukan.

Pertama, memahami hakekat globalisasi, sasaran, dampak, dan setiap bidang ilmu barat khususnya teknologi. Kedua, mengokohkan kesatuan internal dari umat muslim sendiri, baik itu dengan pokok ajaran agama atau hubungan sosial. Ketiga, akulturasi dengan menyerap metode yang berasal dari barat kemudian dipadukan dengan konsep-konsep keagamaan. 

Tak cukup dengan itu semua, pancasila harus dipegang teguh agar menjaga semangat nasionalisme bernegara Indonesia. Dengan ini, pemikiran terbuka dibutuhkan untuk memproses dimensi globalisasi, agama islam, dan pancasila Indonesia. Fleksibel adalah solusi yang tepat untuk keluar dari krisis kepercayaan.

Kerjasama antar umat beragama sangat mungkin terjadi jika mengesampingkan keegoisan fanatik untuk berupaya mencari solusi pengaruh global. Menjadi muslim moderat, maksudnya mampu menempatkan posisi kita dengan tepat terhadap konteks yang kita hadapi saat ini. Tidak terlalu keras atau tidak terlalu lembek menghadapi pengaruh luar. Sikap toleransi juga akan menjunjung tinggi nilai perbedaan sehingga menghormati satu sama lain. 

Menghadapi dunia yang sekarang sedang mengalami berbagai krisis fundamental, umat beragama memiliki tanggungjawab menciptakan tata kehidupan global yang lebih baik. Sekurang-kurangnya ada empat macam komitmen yang harus dipegang teguh dan dijadikan arahan bagi kerjasama antaragama di masa mendatang, yaitu:
1.Komitmen terhadap budaya non violence dan penghargaan terhadap kehidupan
2.Komitmen terhadap budaya solidaritas dan keadilan ekomomi
3.Komitmen terhadap budaya toleran dan hidup saling mempercayai
4.Komitmen terhadap budaya persamaan hak dan kemitraan antara laki-laki dan perempuan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Labels